Minggu, 04 September 2011

Definisi, Sejarah dan Fungsi Bahasa Jurnalistik


Ulfa Nurul Fadhillah
109051000011
KPI 4A
Bahasa Jurnalistik
BAB I
Pengertian, definisi, sejarah dan fungsi bahasa jurnalistik
A.    Pengertian dan definisi bahasa jurnalistik
Bahasa jurnalistik menurut pengertian merupakan sarana untuk menyampaikan informasi. Pengguna bahasa yang baik dan benar sangat menentukan sampainya informasi itu kepada khalayak (pembaca, pendengar, penonton) secara jelas. Karenanya, dunia pers atau jurnalistik harus menggunakan bahasa yang baik dan benar agar khalayak dapat memahami informasi yang disampaikan dengan mudah. Selain itu dunia jurnalistik juga memiliki kaidah-kaidah bahasa agar bahasa yang digunakan lebih mudah dipahami dan tidak membosankan khalayak. Prinsipnya bahasa jurnalistik itu harus jelas, padat, ringkas, dan lugas.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara Terminologi mengartikan bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengindetifikasikan diri. Sedangkan Drs. AS Haris Sumadiria M.Si dalam bukunya yang berjudul “Bahasa Jurnalistik panduan praktis penulis dan jurnalis” mendefinisikan jurnalistik secara teknis, adalah kegiatan yang menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebar luaskan berita melalui media massa berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya.[1]
Nah jadi, bahasa jurnalistik menurut Drs. AS Haris Sumadiria M.Si dalam bukunya yang sama adalah sebagai bahasa yang digunakan oleh para wartawan, redaktur, atau pengelola media massa dalam menyusun dan menyajikan, memuat, menyiarkan dan menayangkan berita serta laporan peristiwa atau pernyataan yang benar, aktual, penting dan atau menarik dengan tujuan agar mudah dipahami isinya dan cepat ditangkap maknanya.[2]
B.     Sejarah Bahasa Jurnalistik
Menurut Suhaimi M.Si dan Rulli Nasrullah M.Si bahasa jurnalistik Bermula dari abad ke-19 setelah manusia melakukan revolusi industri, mereka menyempurnakan berbagai teknologi untuk membantu kehidupan mereka. Antara pabrik dengan pertanian pun disambungkan. Manusia tidak lagi hanya melakukan komunikasi antarpribadi dan kelompok. Teknologi komunikasi mempertemukan manusia melalui industri telepon, surat kabar, majalah, fotografi, radio, film, televisi, komputer dan satelit serta internet. Manusia kini berada dalam abad informasi.
Bahasa pers menjadi satu alat. Bahasa, di dalam kehidupan jurnalistik, tidak lagi sekedar sarana penghantar  pesan melainkan menjadi daya dorong lain. Dalam perkembangannya, memengaruhi kegiatan pers sampai ke tingkat pengepingan realitas peristiwa berita. Tata nilai dan norma bahasa jurnalistik menjadi kelembagaan bahasa yang unik, dan bila dipolakan, menginduksi wacana masyarakat ketika menempatkan perspektif atas realitas.
Bahasa jurnalistik sebagai salah satu variasi Bahasa Indonesia tampak jelas kegunaanya bagi masyarakat yang mendengarkan informasi dari radio setiap hari, membaca berita koran, tabloid dan majalah setiap jam, menyaksikan tayangan televisi yang melaporkan berbagai peristiwa yang terjadi di berbagai belahan bumi. Semua berita dan laporan itu disajikan dalam bahasa yang mudah dipahami oleh khalayak, mereka seolah-olah diajak untuk menyaksikan berbagai peristiwa secara langsung. Dengan demikian bahasa jurnalistik itu menjadi bagian tak terpisahkan dalam karya jurnalistik.
Dan akhirnya, Sepanjang tahun 1960-an di Amerika Serikat muncul para perintis jurnalisme baru yang merasa bosan dengan tatakerja jurnalisme lama yang dianggap kaku dan membatasi gerak wartawan pada tekhnik penulisan dan bentuk laporan berita. Mereka melakukan inovasi dalam penyajian dan peliputan berita yang lebih dalam dan menyeluruh. Pada era jurnalisme baru saat ini para wartawan dapat berfungsi menciptakan opini public dan meredam konflik yang terjadi di tengah masyarakat.[3]

C.    Fungsi utama Bahasa Jurnalistik
Menurut seorang pakar bahasa terkemuka, fungsi bahasa dapat diturunkan dari dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu sendiri. Diantaranya adalah:[4]
1.      Alat untuk menyatakan ekspresi diri
Unsur-unsur yang mendorong ekspresi : agar menarik perhatian orang lain terhadap kita, keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.
2.      Alat komunikasi
Komunikasi merupakan akibat lebih jauh dari ekspresi diri. Sebagai alaat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan warga.
3.      Alat mengadakan integerasi dan adaptasi sosial
Melalui bahasa, setiap anggota masyarakat perlahan-lahan belajar mengenal segala adat-istiadat, tingkah laku, dan tata krama masyarakatnya. Ia mencoba menyesuaikan diri (adaptasi) dengan semuanyaa melalui bahasa.
4.      Alat menagadakan kontrol sosial
Kontrol sosial adalah usaha untuk mempengaruhi tingkah laku dan tindak-tanduk orang lain. Tingkah laku itu ada yang bersifat terbukaa (overt: tingkah laku yang diamati atau observasi) dan bersifat tertutup (covert: tingkah laku yang tidak dapat diobservasi). Semua kegiatan sosial akan berjalan dengan baik karena dapat diatur dengan bahasa yang baik.



[1] Sumadiria, AS Haris. 2006. Bahasa Jurnalistik, Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis. Cetakan Pertama. Bandung: Simbiosa Rekatama Media h.4-5
[2] Ibid, h. 7
[3] Rulli Nasrullah, M.Si dan Suhaemi, M.Si. 2009. Bahasa Jurnalistik. Cetakan Pertama. Jakarta: Lemabaga Pendidikan UIN Jakarta. H. 2-5
[4]  Sumadiria, AS Haris. 2006. Bahasa Jurnalistik, Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis. Cetakan Pertama. Bandung: Simbiosa Rekatama Media h. 8-9

dasar siaran televisi dan radio (Berita, sinetron, spot, dan Rundown berita)


BAB I
PENDAHULUAN
Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi dibandingkan waktu yang digunakan untuk ngobrol dengan keluarga atau pasangan mereka.
Menurut Peter Herford, setiap stasiun televisi dapay menayangkan berbagai program hiburan seperti film, musik, kuis, talk show dan sebagainya. Tetapi siaran berita merupakan program yang mengidentifikasikan suatu siaran TV kepada pemirsanya. Program berita menjadi identitass khusus atau identitas lokal yang dimiliki suata stasiun TV. Dengan demikian, stasiun TV tanpa program berita akan menjadi stasiun tanpa identitas setempat. Program berita juga menjadi bentuk kewajiban dan tanggung jawab pengelola TV kepada masyarakat yang menggunakan gelombang udara publik.
Program berita membutuhkan reporter atau jurnalis untuk menjalankannya, maka dari situ muncul jurnalistik televisi sebagai salah satu cabang ilmu di bidang komunikasi. Pada hakikatnya jurnalistik televisi lahir karena perkembangan teknologi dalam mengirim suara dan gambar.
Siaran TV adalah pemancaran sinyal listrik yang membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan sistem lensa dan suara. Pancaran sinyal ini diterima oleh antena TV untuk kemudian diubah kembali menjadi gambar dan suara.














BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Berita
A.    Definisi Berita
Secara istilah, Berita atau News dalam bahasa Inggris adalah adaptasi dari kata New yang artinya Baru.[1]
Sedangkan berita menurut Departemen Pendidikan RI, berita adalah berita yang paling hangat atau baru.
Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, yang menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti, surat kabar, radio, televisi atau media on line internet.[2]
Berita adalah informasi tetapi tidak semua informasi adalah berita. Lantas informasi seperti apa yang dapat dijadikan berita. Jika Anda seorang reporter, informasi seperti apa yang dapat Anda tulis sebagai berita. Kita dapat mendefinisikan bahwa berita adalah informasi yang penting dan menarik bagi khalayak audien.[3]
Menurut Paul De Maeseneer berita didefinisikan sebagai informasi baru tentang kejadian baru tentang kejadian baru, penting, dan bermakna (significant), yang berpengaruh pada para pendengarnya serta relevan dan layak dinikmati oleh mereka.[4]
B.     Jenis-Jenis Berita
Dalam dunia jurnalistik, berita berdasarkan jenisnya dapat dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu:[5]
1.      Elementary, berita ini mencakup pelaporan berita langsung (straight news), berita mendalam (depth news report), dan berita menyeluruh (comprehensive news report).
Ø  Berita langsung (straight news) adalah laporan langsung mengenai peristiwa.
Ø Berita mendalam (depth news) adalah laporan yang menghimpun informasi dengan fakta-fakta mengenai peristiwa itu sendiri sebagai informasi tambahan untuk peristiwa tersebut.  
Ø  Berita menyeluruh ( comprehensive news) adalah laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek.
2.      Intermediate, berita ini meliputi pelaporan berita interpretatif (interpretative news report), dan pelaporan karangan khas (feature story report).
Ø Berita interpretatif (interpretative news) adalah berita yng memfokuskan sebuah isu, masalah, atau peristiwa-peristiwa kontroversial. Intinya berita interpretatif bersifat bertanya, apa makna sebenarnya dari peristiwa tersebut.
Ø Feature story report adalah berita  yang menyajikan fakta untuk menarik perhatian pembacanya, dan biasanya penulisan feature itu menyajikan suatu pengalaman pembaca yang lebih bergantung pada gaya penulisan dan humor daripada pentingnya informasi yang disajikan.
3.    Advance, berita ini menunjukkan pada pelaporan mendalam (depth reporting), pelaporan penyelidikan (investigative reporting), dan penulisan tajuk rencana (editorial writing).
Ø Depth reporting adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam, lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau aktual.
Ø  Investigative reporting adalah informasi yang biasanya memusatkan pada sejumlah masalah dan kontroversi. Misalnya, acara Reportase.
Secara sederhana dapat dikatakan informasi yang kita pilih sebagai berita harus memenuhi dua aspek yaitu :[6]
1.      Aspek Penting
Suatu informasi dapat dikatakan penting jika informasi itu memberikan pengaruh atau memiliki dampak kepada penonton. Informasi yang memberikan pengaruh atau memiliki dampak kepada penonton adalah informasi yang bernilai berita. Ada sejumlah patokan yang dapat dipakai untuk menentukan berita seperti apa yang memiliki dampak paling besar yaitu :
ü  Nyawa manusia, karena nyawa manusia adalah harta yang paling berharga dimiliki manusia.
ü  Uang. Karena berita yang memiliki pengaruh terhadap kondisi keuangan masyarakat adalah berita yang sangat penting.
ü  Gangguan, karena penonton juga akan terpengaruh dengan berita tentang hal-hal yang dapat mengganggu pikiran dan aktivitas kehidupan mereka.
2.      Aspek Menarik
Beberapa berita dipilih karena hal-hal tersebut akan menarik perhatian sebagian atau seluruh pemirsa. Adapun yang dimaksud dengan berita yang menarik adalah jika informasi yang disampaikan itu mampu membangkitkan rasa kagum, lucu/humor atau informasi yang bersifat unik atau aneh.

C.    Konsep berita
Menurut Frank Luther Mott ada 8 konsep berita:[7]
1). Berita sebagai laporan tercepat
Konsep ini menitik beratkan pada ‘segi baru terjadinya’ sebagai faktor terpenting dari sebuah berita. Akan tetapi dengan adanya radio dan televisi yang juga menyiarkan berita, faktor ‘Timlyness’ ini menjadi relatif.
2). Berita sebagai rekaman
Berita yang tercetak dalam surat kabar merupakan merupakan bahan dokumentasi. Sering menjadi catatan bersejarah yang sangat berharga.
3). Berita sebagai fakta objektif
Sebuah berita harus faktual dan objektif. Bagi para wartawan, berita objektif adalah laporan mengenai suatu fakta yang diamatinya tanpa pandangan berat sebelah (bias). Ini berarti laporan yang jujur.
4). Berita sebagai intrepertasi
Dalam situasi yang kompleks yang menyangkut bidang politik, ekonomi atau ilmu pengetahuan, suatu fakta perlu dijelaskan agar pembaca mengerti. Mereka perlu diberi penjelasan mengenai sebab-sebabnya, latar belakangnya, akibatnya, situasinya, dan hubungannya dengan hal-hal lain. Ini adalah berita dibalik berita.
5). Berita sebagai sensasi
Disini terdapat unsur subyektif, yakni bahwa sesuatu yang mengejutkan dan yang menggetarkan atau mengharukan bagi pembaca yang satu akan berlainan dengan pembaca lain. Hal ini biasanya mengenai pemberitaan yang serius seperti bencana, perang dll.
6). Berita sebagai minat insani
Disini menariknya berita bukan karena pentingnya peristiwa yang dilaporkan, tetapi karena sifatnya menyentuh perasaan insani, menimbulkan perasaan iba, terharu, gembira, prihatin dan lain sebagainya.
7). Berita sebuah ramalan
Wartawan cenderung untuk menaruh perhatian kepada masa depan dari masa kini dan masa lalu. Sebabnya ialah karena minat pembaca terutama terletak pada masa depan. Pada umumnya yang kita harapkan dari berita, disamping yang merupakan informasi mengenai kejadian kini, juga ramalan yang masuk akal mengenai masa depan.
8). Berita sebagai gambar
Gambar-gambar yang disajikan dalam halaman surat kabar atau media semakin banyak mengandung nilai berita. Dan biasanya dengan gambar lebih efektif daripada kalau diterangkan denan kata-kata.

D.    Sumber Berita TV
Pada bagian ini kita akan membahas sumber berita TV yang terdiri dari : reporter, pelayanan darurat, kontak pribadi, kontak publik, kantor berita, siaran pers, jumpa pers, saksi mata, dan media lainnya.[8]
Ø Reporter, karena sumber berita yang terpenting bagi stasiun TV adalah reporter dan juru kamera yang bertugas mencari informasi dan mengambil gambar di lapangan.
Ø Pelayanan darurat. Reporter harus selalu sigap dan proaktif terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Intinya reporter harus mengembangkan jaringan dengan semua uint pelayanan darurat.
Ø Kontak pribadi adalah milik berharga seorang reporter. Biasanya reporter memiliki kontak pribadi dengan sumber berita seperti pejabat, tokoh masyarkat dll.
Ø Kontak publik adalah orang-orang atau orang-orang atau narasumber yang dapat dihubungi oleh semua orang (public) untuk dimintakan keterangan terkait dengan organisasi atau profesi mereka.
Ø Kantor berita. Hampir seluruh stasiun televisi berlangganan kantor berita.
Ø  Siaran pers adalah informasi atau pernyataan yang dikirim ke media massa dengan tujuan untuk di publikasikan.
Ø Jumpa pers, biasanya mempunyai tujuan untuk menyampaikan pesan yang akan menggantungkan lembaga yang mengadakan jumpa pers.
Ø Pemirsa. Banyak pemirsa televisi yang suka menghubungi stasiun televisi untuk  memberikan informasi mengenai suatu peristiwa.
Ø Saksi mata. Para saksi mata dapat menjadi sumber informasi yang sangat baik sebab saksi mata dapat memberikan keterangan dengan cepat sehingga menambah kredibilitas berita yang dibuat.

E.     Memilih berita TV
Redaksi berita suatu stasiun televisi setiap harinya menerima puluhan bahkan ratusan berita yang berasal dari berbagai sumber. Peristiwa atau pendapat yang pantas disajikan sebagai berita adalah yang memiliki news value atau nilai berita. Nilai berita dapat diartikan sebagai nilai penting atau menarik atau gabungan keduanya bagi para penonton TV.[9]

II.2. Rundown Berita
Sususnan atau urutan berita yang akan ditayangkan pada suatu program berita disebut Rundown berita atau Line Up. Pada daftar ini tercatat juga durasi dari setiap berita. Dengan demikian, rundown menjadi semacam skenario yang berisikan hal-hal apa saja yang dapat dilakukan pada suatu program berita.
 Rundown adalah dokumen hidup karena sifatnya yang dinamis. Dengan kata lain, rundown adalah catatan yang tidak pasti karena gampang sekali berubah. Perubahan dapat bersifat mendadak karena dapat muncul pada menit-menit terakhir. Ketidak pastian dalam rencana penayangan program berita terkadang membuat situasi menjadi sulit, namun sebenarnya bagi sebagian orang, ketidakpastian ini menjadi tantangan yang menarik.[10]
Peristiwa besar yang terjadi pada suatu hari sudah pasti akan menjadi topik utama pada program berita setiap stasiun TV. Namun siapa yang bisa memprediksi akan terjadinya suatu peristiwa besar. Peristiwa gunung meletus di Yogyakarta pada bulan Januari 2011 merupakan contoh peristiwa penting yang mendadak terjadi pada hari itu. Dan hampir semua stasiun TV melakukan siaran langsung untuk meliput peristiwa itu.





II.3. Magazine
Diberi nama magazine karena topik atau tema yang disajikan mirip dengan topik-topik atau tema yang terdapat dalam suatu majalah (magazine).
Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang. Magazine ditayangkan pada program tersendiri yang terpisah dari program berita. Magazine lebih menekankan pada aspek menarik suatu informasi ketimbang aspek pentingnya. Suatu program magazine dengan durasi 30 menit atau satu jam dapat terdiri hanya satu topik atau beberapa topik.
A.    Sejarah Magazine
The Gentleman's Magazine , pertama kali diterbitkan pada 1731, di London , dianggap telah menjadi majalah umum bunga pertama. Edward Gua , yang The Gentleman's Magazine diedit dengan nama pena "Sylvanus Urban", adalah yang pertama untuk menggunakan majalah "istilah ", pada analogi dari sebuah gudang militer materiil bervariasi, awalnya berasal dari bahasa Arab makhazin "gudang". Majalah konsumen tertua yang masih di cetak majalah The Skotlandia , yang pertama kali diterbitkan pada 1739, meskipun perubahan beberapa kepemilikan dan kesenjangan dalam publikasi sebesar lebih dari 90 tahun melemahkan bahwa klaim. 's List Lloyd didirikan di Inggris kopi toko Lloyd Edward di 1734; itu masih terbit sebagai koran bisnis harian.

II.4. Sinetron
A.  Definisi Sinetron
Sinetron adalah kependekan dari Sinema Elektronik, artinya istilah untuk serial darama sandiwara bersambung yang ditayangkan dalam media elektronik (televisi). Sinetron dalam Bahasa Inggris sering dikenal dengan soap opera atau opera sabun sedangkan dalam Bahasa spanyol disebut telenovela. Menurut hasil wawncara dengan Teguh Karya, Sutradara terkenal asal Indonesia, istilah yang digunakan secara luas di Indonesia ini pertama kali dicetuskan oleh Soemardjono (salah satu pendiri dan mantan pengajar Institut Kesenian Jakarta).[11]

B.     Jalan cerita
Sinetron pada umumnya bercerita tentang kehidupan manusia sehari-hari yang diwarnai konflik berkepanjangan. Seperti layaknya drama atau sandiwara, sinetron diawali dengan perkenalan tokoh-tokoh yang memiliki karakter masing-masing. Berbagai karakter yang berbeda menimbulkan konflik yang makin lama makin besar sehingga sampai pada titik klimaksnya. Akhir dari suatu sinetron dapat bahagia maupun sedih, tergantung dari jalan cerita yang ditentukan oleh penulis skenario.[12]

C.      Tujuan komersial
Dibuatnya sinetron menjadi berpuluh-puluh episode kebanyakan karena tujuan komersial semata-mata sehingga dikhawatirkan menurunkan kualitas cerita, yang akhirnya membuat sinetron menjadi tidak lagi mendidik, tetapi hanya menyajikan hal-hal yang bersifat menghibur. Hal ini banyak terjadi di Indonesia yang pada umumnya bercerita seputar kehidupan remaja dengan intrik-intrik cinta segi tiga, kehidupan keluarga yang penuh kekerasan.[13]

D.    Cerita Sinetron
Cerita yang diusung oleh sinetron secara umum serupa satu sama lain. Hal ini menimbulkan kritik kritis mengenai kreativitas dalam pembuatan sinetron.Berikut adalah tema yang menjadi latar umum cerita sinetron:[14]
Keluarga Berada. Kritik terhadap tema ini datang dari pandangan bahwa konflik yang terjadi dalam suatu keluarga berasal dari kebencian mendalam yang berlarut-larut. Dalam beberapa sinetron, konflik akibat kebencian tersebut bahkan mencapai puluhan tahun. Akibat konflik yang berlarut-larut tersebut, sinetron dengan latar keluarga berada biasanya banyak memuat redudansi (berulang-ulang) cerita.
Religius. Kritik terhadap sinetron yang mengangkat tema religi biasanya berpusat pada cerita sinetron yang dianggap terlalu mendogmakan ajaran agama daripada pesan-pesan moral yang lebih mengena dalam kehidupan sehari-hari.
Mistis. Sinetron mistis memuat cerita yang kental dengan unsur mistis dan mengabaikan logika penonton. Pengkritik sinetron ini biasanya menyoroti cerita yang dianggap merendahkan ajaran agama. Sementara pengkritik lain mengangkat kualitas cerita yang umumnya rendah.



II. 5. Spot[15]
Spot bisa diartika juga dengan iklan. iklan dapat diartikan sebagai berita pesanan (untuk mendorong, membujuk) kepada khalayak / orang ramai tentang benda atau jasa yang ditawarkan. Iklan dapat pula diartikan sebagai pemberitahuan kepada khalayak / orang ramai mengenai barang atau jasa yang dijual dan dipasang di dalam media massa, seperti surat kabar / koran, majalah dan media elektronik seperti radio, televisi dan internet. Dari pengertian iklan tersebut dapat disimpulkan bahwa iklan dibuat dengan tujuan untuk menarik perhatian dan mendorong atau membujuk pembaca iklan agar memiliki atau memenuhi permintaan pemasang iklan.
Dari pengertian iklan maka, iklan harus memenuhi syarat-syarat iklan yaitu sebagai berikut :
Syarat-syarat iklan
1.      Bahasa Iklan
a. Menggunakan pilihan kata yang tepat, menarik, sopan, dan logis
b. ungkapkan atau majas yang digunakan untuk memikat dan sugestif
c. Disusun secara singkat dan menonjolkan bagian-bagian yang dipentingkan
2. Isi iklan
a. objektif dan jujur
b. singkat dan jelas
c. tidak menyinggung golongan tertentu atau produsen lain
d. menarik perhatian banyak orang.



                                           



[1] Uchjana, Onong. 2003. Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung: citra aditya bakti.
[2]Sumadiria, AS Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia, Cetakan Pertama. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
[3] Morissan, M.A. 2008. Jurnalistik Televisi Mutakhir, Cetakan pertama. Jakarta: Ramadina Prakasa.
[4] Helena Olli. 2007.  Berita dan informasi Jurnalistik Radio, Jakarta:
[5] Ibid h. 69
[6] Morissan, M.A. 2008. Jurnalistik Televisi Mutakhir, Cetakan pertama. Jakarta: Ramadina Prakasa.
[7]Sumadiria, AS Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia, Cetakan Pertama. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

[8] Morissan, M.A. 2008. Jurnalistik Televisi Mutakhir, Cetakan pertama. Jakarta: Ramadina Prakasa.
[9] Morissan, M.A. 2008. Jurnalistik Televisi Mutakhir, Cetakan pertama. Jakarta: Ramadina Prakasa.

[10] Ibid. H.233-234.  
[11] file:///E:/Sinema_elektronik.htm diakses pada tanggal 18 mei 2011, pukul 19.30
[12] Ibid
[13] file:///E:/Sinema_elektronik.htm diakses pada tanggal 18 mei 2011, pukul 19.30
[14] Ibid.